02 January 2012

Individu, Keluarga, dan Masyarakat

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Individu, Keluarga, dan Masyarakat.

Makalah ini berisikan tentang informasi tentang Individu, Keluarga, dan Masyarakat atau yang lebih khususnya membahas masalah yang sering terjadi di sekitar kita yang menyangkut judul makalah ini, kami menyusun makalah ini juga berasal dari sumber yang kami anggap terpercaya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.


Depok 1 Oktober 2011





        Penyusun

























I.Maksud dan Tujuan

Maksud:
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk lebih menjelaskan permasalahan tentang Individu ,Keluarga, dan Masyarakat  yang ada disekitar kita dan juga sebagai wawasan kepada para pembaca.
Tujuan:
Tujuan makalah ini ditulis adalah sebagai tugas dosen dengan mata kuliah Ilmu Sosial.

II. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk individu, keluarga, dan masyarakat oleh karenanya manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok atau berorganisasi dan membutuhkan orang lain. Masyarakat merupakan wadah berkumpulnya individu-individu yang hidup secara sosial, masyarakat terdiri dari ‘saya, ‘anda’ dan ‘mereka’ yang memiliki kehendak dan keinginan hidup bersama. Kita tahu dan menyadari bahwa manusia sebagai individu dan makhluk sosial serta memahami tugas dan kewajibannya dalam setiap tatanan kehidupan berkelompok dan dalam struktur dan sistem sosial yang ada.
            Para sosiolog mengartikan sebagai masyarakat sebagai kelompok di dalamnya terdapat orang-orang yang menjalankan kehidupan bersama sebagai satu kesatuan yang diikat melalui kerjasama dan nilai-nilai tertentu yang permanen. Oleh karena itu begitu menariknya judul yang kami bahas sehingga kami mendapat tugas membuat makalah dengen judul Manusia sebagai Individu, Keluarga, dan Masyarakat, semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat khususnya bagi pemakalah dan umumnya bagi para pembaca, serta kami minta maaf apabila makalah ini jauh dari sempurna dan jauh dari yang diharapkan, oleh karena itu kami meminta kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kemajuan makalah ini.























BAB I

III.Tinjauan Teori
-          Individu
            Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosial, melainkan juga mempunyai kepribadian sera pola tingkah laku spesifik damalm dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pasa aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpamg dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyrakat(Hartomo,2004:64).
            Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar belakang keberadannya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadannya dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
            Manusia sebagai individu selalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkan untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuk pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.
Pertumbuhan Individu
Terdapat tiga aliran konsep pertumbuhan yaitu:
1.      Aliran asosiasi: pertumbuhan merupakan suatu proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara bertahap karena pengaruh baik dari pengalaman luar melalui panca indra yang menimbulkan sensasi maupun pengalaman dalam mengenal batin sendiri yang menimbulkan refleksionis.
2.      Aliran psikologis Gestalt: pertumbuhan adalah proses diferenisasi yaitu proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu. Pertama mengenal secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian demi bagian dari lingkungan yang ada.
3.      Aliran sosiologi: pertumbuhan merupakan proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosiasi dan sosial menjadi tahap disosialisasikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
·         Pendirian Navistik yaitu pertumbuhan individu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
·         Pendirian Empristik dan Enviromental yaitu pertumbuhan individu semata-mata tergantung kepada lingkungan sedangkan dasar tidak berperan sama sekali.
·         Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme yaitu interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
·         Tahap pertumbuhan individu berdasarkan Psikologi.
Fase-fasenya, antara lain:
-          Masa vital
-          Masa estetik
-          Masa intelektual
-          Masa sosial







-Keluarga
            Keluarga berasal dari bahasa sansekerta kula dan warga”kulawarga” yang berarti”anggota”, “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti(“nuclear family”) terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka. Keluarga merupakan unit satuan masyarakat terkecil sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat.
            Menurut Sigmund Freud, keluarga terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Sedangkan  menurut Durkhem, keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik, ekonomi, dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan atau kelompok orang yang mempunyai hubungan darah dan perkawinan. Terdiri dari:
-          Keluarga nuklir/inti/batih (nuclear family) : Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
-          Keluarga tua (extended family) : keluarga kekerabatan yang terdiri dari 3 atau 4 keluarga batih yang terikat oleh hubungan orang tua atau saudara kandung oleh suatu tempat tinggal bersama yang besar.
-          Keluarga individu tersebut merupakan salah satu keturunan.
Fungsi keluarga secara umum menurut Munandar Soelaeman adalah:
1.      Pengatur seksual

-          Hidup bersama atas dasar suka sama suka
-          Hubungan seorang bangsawan dengan gundiknya 9zaman praindustri masyarkat barat) atau raja dengan selir
-          Melahirkan anak pada masa tunangan.
-          Perzinahan, sang lelaki sudah menikah ataupun sang wanita sudah menikah.
-          Kehidupan bersama wanita yang berkasta tinggi dengan lelaki berkasta rendah.
-          Kehidupan bersama seorang yang bertarak(celibate, pastoral, biarawan, menahan hawa nafsu) dengan orang lain yang juga hidup bertarak atau yang tidak bertarak.
-          Perzinahan, kedua-duanya telah menikah.
-          Incest ( hubungan seksual dalam satu keluarga), saudara lelaki dengan saudara perempuan, bapak dengan anak perempuan, ibu dengan anak lelaki.
2.      Reproduksi
3.      Sosialisasi
4.      Pemeliharaan
5.      Penempatan anak dlam masyarakat
6.      Pemuas kebutuhan perorangan
7.      Kontrol sosial William J. Goode (1983) menyusun jenis-jenis penyimpangan sosial dalam pengaturan seksual menurut ketidak seimbangan dalam struktur sosial, yaitu
Menurut H. Abu Ahmadi
1.      Fungsi biologis
2.      Fungsi pemeliharaan
3.      Fungsi ekonomi
4.      Fungsi keagamaan
5.      Fungsi sosial.
Menurut Soewaryo Wangsanegara
1.      Pembentukan kepribadian
2.      Alat reproduksi
3.      Merupakan eksponer dari kebudayaan masyarakat
4.      Lembaga perkumpulan ekonomi
5.      Pusat pengasuhan dan pendidikan.
Peristiwa terputusnya sistem keluarga, menurut William J, Goode(1983), dapat mengakibatkan terpecahnya suatu unit keluarga. Beberapa macam utama kekacauan keluarga:
1)      Ketidaksahan, unit keluarga tidak lengkap
2)      Pembatalan, perpisahan, perceraian, dan meninggalkan
3)      Keluarga selaput kosong
4)      Ketidakadaan salah satu pasangan karena hal yang tidak diinginkan
5)      Kegagalan peran penting yang tidak diinginkan.


- Masyarakat
            Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya. Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang dapat menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas.
            Menilik kenyataan di lapangan, suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa. Bisa juga berlatar belakang suku, dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyrakat maju ( masyarkat modern).
1.      Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarkat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya bertolak belakang dari kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan alam yang buas pada saat itu. Kaum pria melakukan pekerjaanyang berat-berat seperti berburu, menangkap ikan dilaut, menebang pohon, berladang dan beternak. Sedangkan kaum wanita melakukan pekerjaan yang ringan-ringan seperti mengurus rumah tangga, menyusui dan mengasuh anak-anak, merajut membuat pakaian, dan bercocok tanam.
2.      Masyarkat Maju, masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuhdan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Organisasi kemasyarakatan tumbuh dan berkembang dalam lingkungan terbatas sampai pada cakupan nasional, regional maupun internasional.
Dalam lingkungan masyarakat maju dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat industri.
1.      Masyarakat Non Industri
Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyrakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu:
a.       Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota dapat terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer juga disebut kelompok “face to face group”, sebab para anggota sering berdialog bertatap muka. Sifat interaksi dalam kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja dan tugas pada kelompok menerima serta menjalankannya tidak secara paksa, namun berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab kepada para anggota secara sukarela.
Contoh-contohnya: keluarga, rukun tetangga, kelompok agama, kelompok belajar dan lain-lain.
b.      Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat interaksi, pembagian kerja, antara anggota kelompok diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional dan objektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/tugas berdasarkan kemampuan dan keahlian tertentu, disamping itu dituntut pula dedikasi. Hal-hal tersebut dibutuhkan untuk mencapai target dan tujuan yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contohnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Kelompok sekunder dapat dibagi dua yaitu : kelompok resmi(formal group) dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang telah terjadi adalah kelompok tidak resmi tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar(AD) dan Anggaran Rumah Tangga(ART) seperti lazim berlaku pada kelompok resmi.
2.      Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembagian kerja sebagai dasar untuk mengklarifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya, tetapi ia lebih cenderung memergunakan dua taraf klarifikasi, yaitu sederhana dan yang kompleks. Masyarakat yang berada di antara keduanya diabaikan (Soerjono Soekanto, 1982:190).
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat bertambah tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis juga menjadi ciri-ciri dari bagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri dan diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Laju pertumbuhan industri-industri berakibat memisahkan pekerja dengan majikan menjadi nyata dan timbul konflik-konflik yang tak terhindarkan, kaum pekerja membuat serikat-serikat kerja/serikat buruh yang diawali perjuangan untuk memperbaiki kondisi kerja dan upah. Terlebih setelah kaum industrialis mengganti tenaga manusia dengan mesin.

Interaksi antara individu, keluarga, dan masyarakat.
Seorang individu barulah individu apabila pola perilakunya yang khas dirinya diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat.
Gambaran mengenai relasi individu dengan lingkungan sosialnya.
1)      Relasi individu dengan dirinya
2)      Relasi individu dengan keluarga
3)      Relasi individu lembaga
4)      Relasi individu dengan komunitas
5)      Relasi dengan masyarakat
6)      Relasi individu nasional

HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT

Aspek individu, keluarga, masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, maupun masyarakat apabilan tanpa ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan ekstensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media dimana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Disamping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia.
Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas.
Di dalam masyarakat, individu melakukan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Paeto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Wabber. Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensinya kemanusiannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.


IV.Metodologi

Metodologi adalah ilmu-ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji. Yang sedang dibahas dalam makalah ini adalah metodologi tentang Individu, Keluarga, dan Masyarakat.

V.Study Kasus

Kasus 1

Konflik Dalam Individu

            Masalah narkoba merupakan masalah nasional dan internasional. Perkembangan dari hari ke hari sulit untuk diberantas. Menurut hasil penelitian Dadang Hawari, Irawati Hawari, dan Asmarohadi tahun 1998 terdapat 100 penderita atau pasien, hasilnya setiap penderita ketergantungan narkotika jenis opiat(heroin) yang diperiksa, ada 9 hingga 10 penderita lainnya (9,72%). Kematian pada penderita ketergantungan narkotika jenis opiat (heroin) mencapai 17.16%. Dengan demikian, jika ditemukan satu orang korban narkotika, maka jumlah orang yang ada disekitarnya diperkirakan adalah 9 atau 10 kalinya. Angka ini pun didukung oleh WHO. Resiko kematian, baik yang over dosis (OD) atau lainnya mencapai 17,16%.
Opini
            Narkoba merupakan masalah yang patut untuk dibahas secara mendalam. Sebab, narkoba saat ini pemakainnya telah mencapai angka yang memprihatinkan. Narkoba juga tidak mengenal batas umur, ataupun status sosial, tua, muda, remaja, kaya, miskin, dan semuanya dapat terpengaruh oleh narkoba. Diharapkan seluruh lapisan masyarakat harus saling bahu-membahu untuk memberantas narkoba. Karena apabila kita telah ketergantungan oleh narkoba, maka akan sulit untuk menghilangkannya. Kematiam merupakan taruhan apabila menjadi pengguna narkoba.

Kasus II

Masalah Antar Kelompok

            Pada waktu sekarang ini tentunya sudah tidak asing lagi dengan perilaku tawuran yang dilakukan oleh berbagai suporter di kancah Liga Super Indonesia. Bahkan tawuran seperti ini tidak jarang mengakibatkan luka-luka hingga kematian. Tawuran ini sangat mudah dipicu dengan saling olok-olokan antar suporter, tensi pertandingan, kepemimpinan wasit, dan masih banyak pemicu lainnya. Pemicu inilah yang memudahkan munculnya tawuran antar suporter yang merasa geram, tidak terima, ataupun kesal terhadap suporer lawan. Lokasi tawuran sendiri juga terjadi dikota-kota besar di Indonesia, khususnya daerah Barat Indonesia. Hal ini senada dengan seringnya pertandingan klub elit di Indonesia. Klub elit inilah yang memiliki suatu magnet yang luar biasa dalam mendatangkan keuntungan bagi pihak penyelenggara tetapi mendatangkan kerusakan di daerah kota akibat tawuran. Fanatisme dalam persepakbolaan di Indonesia sangat berlebihan dan besifat lokal bukan secara universal. Inilah yang dapat mengakibatkan munculnya permusuhan antara pendukukg tim satu dengan yang lain. Berbeda dengan liga Eropa seperti halnya Inggris. Fanatisme bersifat Universal akibat meratanya pemain tim nasional Inggris di berbagai klub liga Inggris, dan juga didukung dengan prestasi yang diraih oleh tim nasional mereka. Jika tim nasional Indonesia memiliki reputasi baik di kancah Internasional maka fanatisme lokal akan berubah menjadi fanatisme universal, akibat meratanya pemain tim nasional yang mereka gandrungi. Sehingga pemain Medan dianggap orang Surabaya, pemain Suarabaya menjadi milik orang Makasar, dan seterusnya. Kefanatikan lokal dapat membuat suatu kelompok menjadi sangat solid karena mereka mempunyai keterikatan bersama sehingga sikpa imitasi dari sebagian suporter yang masih remaja ini dikhawatirkan memicu problem sosial yang lebih serius. Mungkin awalnya hanya senang, namun selanjutna memberi contoh sehingga ikut merusak.
OPINI            
            Sikap seperti inilah yang seharusnya tidak dilakukan oleh para suporter Indonesia. Terlalu arogan, tidak memiliki sportivitas, serta tidak memiliki rasa solidaritas walaupun lain tim. Jika ini terus terjadi, kapan persepakbolaan Indonesia bisa maju?. Seharusnya kita bercermin pada tim di luar negri, yang sangat menjunjung tinggi sportivitas, dan memiliki rasa kebersamaan, sehingga untuk terjadi konflik akan sangat miniim sekali. Sebenarnya tidak sulit untuk melakukan semua hal itu, asal di mulai dari kita saling sportif dan tidak anarkis.























BAB II


VI.Kesimpulan:
            Pada makalah ini kami beberkan beberapa definisi tentang Individu, Keluarga, dan Masyarakat, dan beberapa contoh kasus yang menyangkut judul dari makalah ini yaitu tentang konflik dalam individu yang bermasalah tentang kecanduan narkoba. Memang sekali mencoba pasti akan ketagihan akan barang haram tersebut, tapi peran keluarga serta masyarakat bisa mengurangi korban yang telah kecanduan narkoba dan pengedarannya di masyarakat.
            Dan dari diri kita sendiri pun harus bisa mengenal mana yang baik dan mana yang buruk, semua itu ada di tangan kita masa depan hanya kita lah yang bisa raih. Maka dari itu jauhilah narkoba dan cegahlah teman anda, sahabat, keluarga dari jeratan narkoba, karena sekali kena pilihan hanya ada dua yaitu masuk penjara atau panti rehabilitasi. Satu kata dari kami “SAY NO TO DRUGS”.
            Dan masalah yang selanjutnya yaitu tawuran antar suporter, sudah tidak asing lagi setiap ada pertandingan sepak bola pasti ada saja berita tentang tawuran ini. Mungkin karena para suporter itu terlalu menjagokan timnya dan lebih meremehkan tim orang lain sekaligus mencaci makinya, sehingga tim lain yang merasa terhina karena timnya di  caci maki pun membalasnya dan berujung tawuran. Selain itu penyebabnya juga karena hasil pertandingan tidak memuaskan, atau ketidakpuasan atas wasit yang mengatur pertandingan,dll.
            Sebagai masyarakat Indonesia, kita harus bercermin kepada suporter di luar negri mereka tidak anarkis apapun hasil pertandingannya karena mereka sangat sportiv, dan lebih bersifat universal. Dan menjunjung tinggi rasa kebersamaan dan meniadakan permusuhan karena sebagai suporter harus menerima apapun hasil pertandingan.

























DAFTAR PUSTAKA



Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan

Kata pengantar

Segala puji kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan nikmat dan karuniaNya kepada kami sehingga bisa menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah yang saya tulis berjudul”Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan”.
            Makalah ini berisikan pembahasan tentang Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan. Dan makalah ini pun lebih membahas permsalahantersebut yang ada dimasyarkat sekitar, dan penulisan makalah ini juga sedikit mengutip dari refrensi lain agar makalah ini jadi mudah dipahami.
            Kami harapkan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua sebagai pembelajaran tentang Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan. Kami sadar makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun akan selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
            Cukup sekian dari kami dan terima kasih kepada semua pihak yang membantu pengerjaan makalah ini semoga Allah SWT memberi rahmat kepada kita semua, Amin.





Depok 26 September



Penyusun

























Maksud dan Tujuan

Maksud:
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk lebih menjelaskan permasalahan tentang Penduduk,Masyarakat, dan Penduduk  yang ada disekitar kita dan juga sebagai wawasan kepada para pembaca.
Tujuan:
Tujuan makalah ini ditulis adalah sebagai tugas dosen dengan mata kuliah Ilmu Sosial.



Latar Belakang

            Dengan perkembangan teknologi dan informasi semakin berpengaruh kepada kehidupan bermasyrakat yang semakin maju di dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Kemajuan teknologi informasi juga berdampak pada Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan.
            Pada jaman sekarang teknologi informasi dirasakan memengaruhi tata cara kehidupan bermasyarakat, dan juga kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi banyak masyarakat perdesaan mencari pekerjaan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya.
            Kecanggihan teknologi informasi juga mempermudah masyrakat perdesaan untuk mencari pekerjaan melalui media internet. Dan juga bisa mempengaruhi masyarakat akan adanya kebudayaan asing masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Selain itu ketidak pedulian masyarakat kepada kebudayaan lokal akan semakin cepat kebudayaan tradisional itu akan punah karena penduduk pada usia remaja tidak tertarik kepada kebudayaan lokal.

























BAB I

Tinjauan Teori

Penduduk, Masyarakat, Kebudayaan dan Teori adalah satu kesatuan yang terkait dalam aspek kehidupan sehari-hari. Penduduk didefinisikan yaitu kumpulan manusia yang menempati wilayah atau suatu tempat tertentu. Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan adalah 3 hal aspek kehidupan yang saling berkaitan. Penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu, sedangkan masyarakat menurut R. Linton adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
 Ini berarti masyarakat akan terbentuk bila ada penduduknya sehingga tidak mungkin akan ada masyarakat tanpa penduduk, masyarakat terbentuk karena adanya penduduk. Sedangkan budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
            Sebagai contoh yang sedang terjadi saat ini adalah kepadatan penduduk di kota-kota besar seperti jakarta yang menjadi daya tarik masyarakat untuk mencari pekerjaan yang lebih layak daripada diperdesaan. Sebagai contoh saya ambil sebuah artikel berita dari kompas.com Laju pertambahan penduduk Kota Bekasi, menurut Sensus Penduduk 2000, mencapai 3,49 persen. Pertambahan penduduk Kota Bekasi lebih besar disebabkan migrasi. Penyebab tingginya migrasi tidak lain adalah berkembangnya Kota Bekasi menjadi pusat ekonomi dan pusat bisnis.
”Ini disebabkan letak Kota Bekasi yang berada di jalur ekonomi yang dinamis, yakni antara Jakarta dan Jawa Barat,” kata pengamat dari Universitas Islam 45 Bekasi, Harun Al Rasyid. ”Kota Bekasi berkembang pesat karena terimbas perkembangan Jakarta yang sudah mencapai titik jenuh,” ujar Harun.
Di pihak lain, tingginya laju pertambahan penduduk Kota Bekasi menimbulkan beragam persoalan bagi Kota Bekasi. Mulai dari masalah kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, sampai transportasi, pendidikan dan kesehatan, serta interaksi sosial masyarakat.
Sampai akhir 2007, jumlah keluarga prasejahtera di Kota Bekasi tercatat sebanyak 20.448 keluarga, atau bertambah 1.700 keluarga dibandingkan dengan tahun 2006.
Begitu pula persoalan pengangguran. Hingga tahun 2006 masih terdapat 187.944 orang di Kota Bekasi yang menganggur dan sebanyak 43.742 orang lainnya sedang mencari kerja.Persoalan juga tampak pada maraknya kasus kriminalitas di wilayah Kota Bekasi. Sosiolog dari Universitas Islam 45 Bekasi, Andi Sopandi, mengatakan, Kota Bekasi mendapat sorotan kurang menguntungkan akibat tingginya kasus kejahatan yang terjadi di wilayah ini. ”Terutama kasus narkotika,” kata Andi. ”Hampir 90 persen penghuni LP Bekasi akibat kasus narkotika,” ujarnya.
Dari catatan Kompas, sampai Oktober 2008 terdapat 3.213 kasus kriminalitas, termasuk kecelakaan dan pengaduan masyarakat, yang ditangani jajaran Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi. Padahal, selama 2007, jumlah kasus kriminalitas yang ditangani Polres Metro Bekasi ”hanya” sebanyak 3.183 kasus.
Problem lain adalah penyediaan sarana dan prasarana transportasi. Pemerintah Kota Bekasi hingga sekarang masih berkutat dengan persoalan jalan berlubang atau jalan rusak. Kerusakan di ruas Jalan Pekayon-Jatiasih-Pondok Gede sudah bertahun-tahun belum tuntas ditangani.
Hal lain yang juga menjadi persoalan kota adalah penggunaan lahan. Dari sekitar 21.409 hektar luas wilayah Kota Bekasi, sebanyak 62 persennya sudah dibangun menjadi kawasan niaga dan kawasan permukiman. Sementara lahan yang tersisa sebagai ruang terbuka hijau hanya sekitar 14 persen.
”Kebijakan tata ruang kota tidak mendukung perkembangan kapasitas masyarakat untuk berperan dalam pembangunan daerah,” kata Andi. ”Lahan lebih banyak dibangun untuk permukiman dan perkantoran serta kawasan niaga, sementara ruang publik untuk tempat masyarakat berinteraksi masih diabaikan keberadaannya,” ujarnya.
            Selain dampak kepadatan penduduk tersebut juga mempengaruhi tingkat kejahatan karena semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan di kota-kota besar, dan juga mempengaruhi lingkungan karena area yang seharusnya jadi ruang terbuka hijau telah berubah menjadi pemukiman padat penduduk. Selain itu masyarakat perdesaan yang tinggal di kota besar akan adanya adaptasi pada lingkungan perkotaan dan berpengaruh padan sosial budaya masyarakat. Selain itu dampaknya juga berpengaruh pada kebudayaan asli karena perkembangan teknoligi informasi yang sudah saya ralat tadi jadi mempermudah budaya asing masuk ke Indonesia dan mempengaruhi kebudayaan lokal itu sendiri yang lama-lama bisa punah karena generasi muda tidak terlalu menarik kepada budaya lokal.
            Kita contohkan tari-tarian modern lebih gaul dan asik dari pada tari tradisional yang tidak menarik dan terkesan membosankan. Dengan begitu kita simpulkan masyarakat pada zaman sekarang kurang menyadari akan pentingnya budaya lokal yang sebagai jati diri bangsa Indonesia.
            Tugas pemerintah dalam menghadapi kepadatan penduduk yaitu membatasi masuknya migran ke kota-kota besar dengan menjamin mereka telah memiliki pekerjann tetap untuk tinggal dikota besar atau juga yang berpenghasilan tetap bukan pekerja serabutan.
            Semua itu butuh kerja keras dari pemerintah pusat dan instansi terkait tentang masalah kepadatan penduduk, ya sebagai contoh yaitu masalah kartu tanda penduduk(KTP) jika ada masyarakat pendatang yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan tidak memiliki KTP setempat akan dipulangkan ke daerah asalnya, atau jika memiliki pekerjaan tetap akan diwajibkan memiliki KTP .

Pada zaman sekarang perubahan budaya terjadi pada masyarakat tradisional, yaitu perubahan masyarakat yang dulu tertutup sekarang jadi makin terbuka dari yang bersifat homogen menjadi plurarisme nilai sosial dan norma merupakan dampak dari globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu sudah sedemikian terasa.
Sekarang kita bisa menikmati tayangan film di tv yang bermuara dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanah air. Belum lagi siaran tv internasional yang bisa ditangkap melalui parabola yang kini makin banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu, kesenian-kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd yang berasal dari manca negara pun makin marak kehadirannya di tengah-tengah kita. Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam globalisasi budaya khususnya di negara ke tiga. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi.
 Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakat Indonesia . Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian yang berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya. Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian tradisional kita lenyap begitu saja.
Oleh karena itu sebagai bangsa Indonesia kita harus menghargai kebudayaan lokal, pemerintah pun juga mendapat andil besar dalam melestarikan kebudayaan seperti diadakan pementasan tari-tarian lokal pada masing-masing daerah yang menjadi tujuan wisata lokal dan mancanegara. Sebagai contohnya adalah di Provinsi Bali yang setiap ada wisatawan yang memasuki daerah wisata di daerah di Kuta Bali, jadi wisatawan mancanegara mengenal kebudayaan Indonesia hanyalah tarian yabg berasal dari Bali.
Sudah seharusnya pemerintah pusat serta pemerintah daerah lebih memperkenalkan kebudayaan tradisional dari daerah masing-masing supaya generasi muda lebih mengenal dan mencintai kebudayaan asli Indonesia.






Metodologi

Metodologi adalah ilmu-ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji. Yang sedang dibahas dalam makalah ini adalah metodologi tentang Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan.

Study Kasus

Kasus 1

 Sudah menjadi hal yang tidak asing lagi di negeri ini, yang pembangunannya terutama dalam sektor ekonomi belum merata, jika persebaran penduduk mengikuti persebaran ekonomi. Hal ini dalam lingkup nasional bisa dilihat pada Ibu Kota Jakarta yang menjadi pusat ekonomi, hiburan sekaligus pemerintahan yang menjadi daerah terpadat penduduknya dibanding provinsi lainnya. Lalu, apakah hal ini berlaku juga di tingkat Kabupaten seperti Karawang?
            Data kependudukan hingga September 2008, dari Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana(Badukcatpil &KB) Karawang menunjukan hal yang mengarah pada teori atau asumsi diatas. Dimana lokasi-lokasi atau kecamatan yang memiliki daya tarik seperti tempat hiburan, pusat perbelanjaan dan industri yang menyediakan banyak lapangan kerja menjadi daerah yang paling banyak penghuninya. Kecamatan Karawang Barat, Klari dan Telukjambe Timur adalah daerah atau kecamatan paling padat penduduknya di Kabupaten Karawang, dengan jumlah penduduk diatas 100 ribu jiwa, karena memang di tiga kecamatan inilah terutama kawasan industri berada.
            Sedangkan mengenai kecamatan yang penduduknya paling sedikit, Kecamatan Pangkalan, Ciampel dan Tegalwaru menjadi kecamatan yang relatif paling sedikit penduduknya yakni sekitar 3.500 jiwa. Ketiga kecamatan ini secara geografis letaknya berada cukup jauh dari pusat kota Karawang, ditambah dengan pertumbuhan ekonominya yang tidak secepat seperti di kecamatan yang terletak di dekat pusat kota.
            Rudi.S, petugas TU Badukcatpil & KB Karawang, membenarkan bahwa dorongan ekonomi menjadi faktor utama terpusatnya penduduk di kecamatan-kecamatan tertentu. Selain itu, menurut Rudi hal ini ditambah juga dengan jumlah para pendatang terutama yang bekerja di industri-industri yang ada di Karawang terutama yang ada di Telukjambe dan Klari. Setiap harinya, menurutnya selalu banyak warga yang membuat Kartu Tanda Penduduk (KTP) Karawang dan umumnya memang dari mereka adalah warga pendatang.
            “Kita bisa lihat sekarang kost-kostan menjamur dimana-mana, apakah itu dihuni oleh orang asli Karawang, kan tidak, rata-rata itu dihuni oleh orang pendatang,” ujar Rudi mengenai maraknya pendatang.
            Secara keseluruhan, berdasarkan data hingga September 2008, penduduk Karawang kini adalah 1.971.832 jiwa, terdiri dari 997.780 laki-laki dan 974.049 perempuan. Dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 573.900 KK. Angka ini lebih banyak dibanding tahun 2007 dimana penduduk Karawang saat itu berjumlah 1.929.033 jiwa, dan jauh lebih meningkat dibanding tahun 2005 yakni sebanyak 1.884.997 jiwa di daerah Karawang, Bekasi.
             Bagimana lantas kedepannya? Jika mengacu pada data yang ada dan mengikuti pada beberapa kemajuan yang mengiringi Karawang, terutama pada sektor industri maka kedepan bisa dipastikan angka itu semakin membengkak baik ditambah dengan angka kelahiran maupun desakan para pendatang, hal ini seiring juga dengan semakin banyaknya pembangunan perumahan yang tentunya disiapkan terutama bagi warga pendatang.

Seharusnya masyarakat perdesaan itu harus membangun daerahnya sendiri sebagai pusat bisnis dan memajukan produk lokal asli daerah masing-masing agar masyarakat desa tidak bekerja di kota-kota besar seperti Jakarta, ataupun juga membuka lapangan pekerjaan di daerah yang bisa menghasilkan produk lokal dan bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak. Pemerintah pun turut andil dalam masalah ini ya sebagai contoh jika ada pendatang dari luar kota besar seperti Jakarta yang tidak mempunyai pekerjaan sekaligus tidak memiliki KTP setempat instansi terkait untuk memulangkan mereka ke daerah asalnya.

Kasus 2

Dampak globalisasi juga berpengaruh pada kebudayaan lokal yang semakin hari akan semakin dijauhi generasi muda zaman sekarang, menurut mereka kebudayaan asing lebih keren dari kebudayaan lokal, contohnya tarian yang berasa dari luar negri yang lebih menarik dari tarian lokal mereka berfikir tarian dari negara lain lebih keren dan gaul tidak ketinggalan zaman, daripada tarian lokal yang lemah lembut tariannya dan sudah ketinggalan zaman. Dan masuknya pengaruh kebudayaan asing melalui TV yang sekarang sudah bisa melihat tayangan dari luar negri dengan menggunakan Parabola, Radio, dan yang sedang populer sekarang yaitu menggunakan jaringan internet. Sebagai generasi muda bangsa Indonesia kita harus melestarikan kebudayaan kita sendiri, seperti mengadakan pentas tari-tarian tradisional di daerah wisata karena bisa menarik perhatian wisatawan lokal dan mancanegara, lalu seperti diadakannya pameran Batik Nasional untuk lebih mengenal kerajinan lokal yang sudah mendunia. Ayo kita generasi muda lebih semangat dalam melestarikan kebudayaan lokal, dan menjaga dari kepunahan akibat dari dampak globalisasi.



























BAB II

Kesimpulan:
            Pada makalah ini yang kami tegaskan hanya masalah kepadatan penduduk yang diakibatkan pengaruh globalisasi dan kesulitan mencari pekerjaan di daerah perdesaan dan masyarakat semakin tergiur dengan pekerjaan di kota besar dengan gaji yang besar pula. Tapi dari kejadian tersebut daerah perkotaan dan sekitarnya menjadi daerah padat penduduk bahkan ada juga menjadi daerah yang kumuh akibat semakin padatnya penduduk di suatu daerah tertentu.
            Peran andil pemerintah dalam mengendalikan  urbanisasi dan juga membangun lapangan pekerjaan di daerah yang bisa menyerap pekerja di sekitar daerah tersebut. Selain itu dengan memulangkan para pendatang yang tidak mempunyai KTP setempat dan pekerjaan tetap.
            Kebudayaan yang semakin tersisih akibat dampak globalisasi yang semakin hari semakin menjadi, karena banyak kebudayaan asing masuk ke Indonesia dengan begitu mudah dan masyarakat Indonesia menerima dengan terbuka tanpa memilah-milah mana yang harus diikuti dan mana yang tidak boleh diikuti.
            Peran andil masyarakat dan pemerintah juga sangat berpengaruh dalam melestarikan kebudayaan lokal dengan memperkenalkan tari-tarian lokal dan kerajinan lokal yang sebagai contoh untuk lebih mengenal dan melestarikan budaya asli Indonesia. Lalu juga memperkenalkannya lewat iklan TV dan internet agar masyarakat luas bisa mengenal kebudayaan sendiri dan berminat melestarikan kebudayaan tersebut.
           



























Saran-Saran:
            Dari hasil pembahasan pada makalah ini kita bisa mengambil cara untuk menyelesaikan masalah pada pembahasan di makalah ini:
1.      Pemerintah harus lebih merancang peraturan yang bisa mengurangi masyarakat untuk mencari pekerjaan di kota-kota besar.
2.      Generasi muda harus melestarikan kebudayaan lokal dan harus memperkenalkan kebudayaaan kepada masyarakat luas
3.      Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negative. 5. Masyarakat harus berati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru, sehingga pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa kita.
4.      Para pelaku usaha media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai berita, hiburan dan informasi yang diberikan agar tidak menimbulkan pergeseran budaya dan lebih memperbanyak informasi dan hiburan yang berasal dari daerah





































DAFTAR PUSTAKA

20 Cara Membuat Artikel SEO Friendly

  20 Cara Membuat Artikel SEO Friendly Menulis artikel dengan baik belumlah cukup. Anda juga harus membuat artikel tersebut ramah mesin penc...