Pengertian Alinea
Alinea adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Alinea diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari kalimat dari sudut pandang komposisi, alinea sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab karangan formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri atas satu alinea. Jadi, tanpa kemampuan menyusun alinea tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Macam-Macam Alinea
Setelah pada blog sebelumnya saya menjelaskan tentang Penjelasan Alinea, sekarang saya akan menjelaskan tentang macam-macam dari alinea tersebut.
Macam-macam alinea itu ada tiga yaitu :
1. Alinea Pembuka
Alinea pembuka merupakan bagian dari sebuah wacana atau karangan yang paling pertama kita temui. oleh karena situ, sebaiknya alinea pembuka itu disusun secara menarik agar memunculkan rasa ingin tahu kepada para pembaca. Dalam alinea pembuka sangat diharapkan dapat membimbing para pembaca untuk memasuki suatu jalan cerita atau isi dari wacana atau dengan kata lain alinea pembuka ini menyiapkan para pembaca untuk memasuki alinea isi. Rumusan alinea pembuka yang baik akan menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat selanjutnya. Dengan pedoman itu maka akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam sebuah wacana atau karangan.
Alinea pembuka merupakan bagian dari sebuah wacana atau karangan yang paling pertama kita temui. oleh karena situ, sebaiknya alinea pembuka itu disusun secara menarik agar memunculkan rasa ingin tahu kepada para pembaca. Dalam alinea pembuka sangat diharapkan dapat membimbing para pembaca untuk memasuki suatu jalan cerita atau isi dari wacana atau dengan kata lain alinea pembuka ini menyiapkan para pembaca untuk memasuki alinea isi. Rumusan alinea pembuka yang baik akan menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat selanjutnya. Dengan pedoman itu maka akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam sebuah wacana atau karangan.
2. Alinea Isi
Alinea isi merupakan suatu ide pokok beserta pengembangannya dalam sebuah wacana atau karangan. Oleh karena itu, alinea isi merupakan bagian yang esensial dalam suatu wacana atau karangan. Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan cara menguraikan bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya harus disusun dengan berurutan dan sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal atau logis.
3. Alinea Penutup
Alinea penutup merupakan alinea-alinea yang mengakhiri atau menutup suatu wacana atau karangan. Alinea ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan pada bagian wacana atau karanan sebelumnya. Selain itu alinea penutup juga harus mengandung kesimpulan yang benar-benar mengakhiri uraian wacana atau karangan tersebut. Karena bertugas untuk mengakhiri suatu wacana, maka alinea penutup yang baik ialah yang tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek. Akan tetapi, alinea penutup harus menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca.
Untuk menciptakan sebuah wacana atau karangan yang baik diperlukan ketiga aspek tersebut agar para pembaca dapat membaca dan mengerti arti dari wacana atau karangan yang kita buat. Selain itu kita harus membaca terlebih dahulu wacana atau karangan yang kita buat agar kita tahu dimana letak kesalahan kita supaya kita dapat memperbaiki tau merevisi karangan kita sebelum dibaca oleh banyak orang.
Syarat-Syarat Pembentukan Alinea
Adapun syarat - syarat dari alinea yaitu :
1. Kesatuan, maksudnya semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan satu hal suatu hal tertentu.
2. Koherensi, (kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu).
3. Perkembangan alinea, (perkembangan alinea adalah penyusunan/ perician daripada gagasan-gagasan yang membina alinea-alinea itu)
4. Efektif, dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.
Macam dan Cara Menempatkan Kalimat Topik
Ada empat jenis kesalahan yang sering dijumpai dalam merumuskan kalimat
topik. Pertama, rumusan kalimat topik yang berupa pernyataan topik atau
masalah yang akan dibicarakan. Rumusan itu berujud pengumuman tentang
masalah yang dibahas dalam paragraf. Contoh rumusan ini tampak seperti
di bawah ini.
(1) Di bawah ini dibahas penyebab demoralisasi.
(2) Pada bagian ini akan dibicarakan gelombang kriminal di lota besar.
(3) Generasi bayi tabung merupakan pokok masalah yang akan disajikan pada bagian ini.
(4) Bagian ini menguraikan masalah debirokratisasi di negara-negara berkembang.
Contoh-contoh kalimat di atas merupakan contoh yang berupa pernyataan
topik. Kalimat topik semacam itu hendaknya diubah dengan memberi
pembatas yang sesuai. Kalimat topik yang demikian tidak banyak membantu
dalam memilih kalimat penjelas.
Kedua, kalimat topik terlalu luas.Kalimat topik yang luas itu sangat
cocok sebagai rumusan tesis sebuah karangan. Rumusan kalimat topik
paragraf yang terlalu luas akan mempersulit dalam mempertahankan
keutuhan paragraf. Selain itu, kalimat topik yang demikian itu juga
mempersulit dalam mencari ide penjelasnya, karena memerlukan penjelas
yang tidak sedikit. Contoh rumusan kalimat topik yang terlalu luas itu
dapat dilihat di bawah ini.
(1) Kriminal merupakan masalah utama di kota besar.
(2) Generasi bayi tabung mampu mengubah sejarah kemanusiaan.
(3) Orang tuaku berpengaruh besar dalam seluruh kehidupanku.
(4) Pembaharuan politik Indonesia yang dilakukan pemerintah tidak disetujui DPR.
(2) Generasi bayi tabung mampu mengubah sejarah kemanusiaan.
(3) Orang tuaku berpengaruh besar dalam seluruh kehidupanku.
(4) Pembaharuan politik Indonesia yang dilakukan pemerintah tidak disetujui DPR.
Rumusan kalimat topik seperti di atas terlalu luas bila untuk menulis
paragraf. Rumusan kalimat itu sangat cocok untuk menulis karangan besar,
misalnya buku atau artikel. Oleh sebab itu, kalimat topik yang demikian
itu hendaknya dihindari dalam paragraf.
Ketiga, rumusan kalimat topik terlalu sempit. Kalimat topik yang terlalu
sempit tidak memberi kesempatan untuk memberi ruang gerak dalam memilih
ide penjelas. Akibatnya, tidak ada ide penjelas yang dapat mendukung
ide pokoknya. Kalimat topik itu akan berdiri sendiri tanpa kalimat
pendukung. Kalimat topik yang demikian itu sering dikatakan berakhir
dengan kematian. Artinya, kalimat topik itu sudah tidak mungkin
diterangkan lagi. Rumusan kalimat topik yang sempit itu seperti contoh
di bawah ini.
(1) Orang tuaku hanya mempunyai seorang anak.
(2) Baju yang kupakai merah muda.
(3) Kucingku berwarna hitam.
(4) Aku kemarin membaca buku Sejarah Indonesia.
(2) Baju yang kupakai merah muda.
(3) Kucingku berwarna hitam.
(4) Aku kemarin membaca buku Sejarah Indonesia.
Rumusan kalimat topik yang demikian itu termasuk rumusan yang terlalu
sempit. Kalimat topik yang demikian itu terlalu khusus, sehingga tidak
ada penjelas yang perlu menjelaskannya. Oleh sebab itu, kalimat topik
yang demikian itu harus dihindari, agar paragraf tidak berakhir dengan
kematian penjelas.
Keempat, rumusan kalimat topik kabur. Rumusan yang kabur dapat
menimbulkan bermacam-macam tafsiran makna. Rumusan kalimat topik yang
kabur biasanya menampilkan dua hal atau lebih yang bertentangan
(kontroversial). Karena bertentangan itulah rumusan itu dapat
menimbulkan berbagai masalah. Contoh rumusan yang demikian itu dapat
diperiksa di bawah ini.
(1) Bayi tabung mempunyai banyak keuntungan, tetapi dapat mendatangkan banyak masalah.
(2) Orang tuaku sering membantu dalam memecahkan masalah studiku, meskipun aku tak mengharapkannya.
(3) Pencurian sepeda motor merupakan tantangan polisi, tetapi polisi banyak memperoleh keuntungan.
Rumusan kalimat topik di atas kabur. Dalam kalimat itu terdapat dua hal yang bertentangan, sehingga tidak memperlihatkan adanya fokus pembicaraan. Sebaliknya, pertentangan itu tidak dirumuskan dalam kalimat topik.
(2) Orang tuaku sering membantu dalam memecahkan masalah studiku, meskipun aku tak mengharapkannya.
(3) Pencurian sepeda motor merupakan tantangan polisi, tetapi polisi banyak memperoleh keuntungan.
Rumusan kalimat topik di atas kabur. Dalam kalimat itu terdapat dua hal yang bertentangan, sehingga tidak memperlihatkan adanya fokus pembicaraan. Sebaliknya, pertentangan itu tidak dirumuskan dalam kalimat topik.
Di bawah ini terdapat rumusan ide pokok. Tulislah:
U di samping rumusan yang terlalu umum,
S di samping rumusan yang terlalu sempit,
K di samping rumusan yang kabur,
L di samping rumusan yang layak,
P di samping rumusan yang berisi pengumuman masalah.
U di samping rumusan yang terlalu umum,
S di samping rumusan yang terlalu sempit,
K di samping rumusan yang kabur,
L di samping rumusan yang layak,
P di samping rumusan yang berisi pengumuman masalah.
Pengembangan Alinea
Jenis pengembangan alinea :
2. Metode Proses
3. Metode Contoh
4. Metode Sebab-Akibat/Akibat-Sebab
5. Metode Umum-Khusus/Khusus-Umum
6. Metode Klasifikasi
7. Metode Pembanding/Kontras
> Metode Definisi : Memberikan penjelasan tentang pengertian / definisi suatu hal.
> Metode Proses : Berisi proses suatu kegiatan.
> Metode Contoh : Berisi penjelas(contoh) dari penjelas di alinea sebelumnya.
> Metode Sebab-Akibat/Akibat-Sebab : Berisi sebab dan akibat pada suatu alinea. Bisa terdapat sebab terlebih dahulu setelah itu akibat atau akibat terlebih dahulu setelah itu sebab.
> Metode Umum-Khusus/Khusus-Umum : Berisi penjelasan umum dan khusus pada suatu alinea. Bisa berisi pejelas umum terlebih dahulu setelah itu khusus atau khusus terlebih dahulu setelah itu umum.
> Metode Klasifikasi : Berisi sebuah pernyataan dengan di lengkapi data secara urut.
> Metode Pembanding/Kontras : Menggambarkan perbandingan antara dua hal.
http://cahyakpop.blogspot.com/2012/11/pengembangan-alinea-resume-tpi.html
http://mziadilmi.blogspot.com/2013/01/pengertianstrukturtujuanmacam.html
http://yusuf182.wordpress.com/2010/09/04/18/
No comments:
Post a Comment